Banguntapan, 6 September 2025 – Sebuah pagelaran budaya wayang kulit dengan lakon "Semar Mbangun Desa" sukses digelar di Lapangan Bola Voli Prangwedanan RT.002, Potorono, Banguntapan, Bantul, pada Sabtu malam (6/9). Pagelaran ini menjadi salah satu rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati 13 tahun Undang-Undang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tingkat Kabupaten Bantul tahun 2025.
Acara istimewa ini menampilkan Ki Gadhing Pawukir Seno Saputro sebagai dalang, yang membawakan cerita penuh makna tentang pentingnya peran rakyat dan tokoh Semar dalam membangun desa dan mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang adil dan sejahtera.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Bantul, bekerja sama dengan warga masyarakat Prangwedanan, Potorono, Banguntapan, Bantul, dengan menggunakan Dana Keistimewaan Tahun Anggaran 2025.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul, Bapak Yanatun Yunadiana, S.Si., M.Si., menyampaikan apresiasi atas antusiasme masyarakat dalam melestarikan budaya Jawa, khususnya seni pedalangan. Ia menegaskan bahwa pelestarian budaya merupakan bagian penting dari implementasi keistimewaan Yogyakarta.
“Pagelaran seperti ini bukan hanya sebagai hiburan rakyat, tetapi juga menjadi sarana edukasi dan refleksi nilai-nilai keistimewaan yang harus terus dijaga dan dikembangkan oleh seluruh elemen masyarakat,” ujarnya.
Ratusan warga dari berbagai kalangan tampak memadati lokasi acara. Suasana semakin semarak dengan iringan gamelan dan tembang-tembang tradisional yang mengiringi alur cerita wayang kulit yang dibawakan dengan piawai oleh Ki Gadhing Pawukir Seno Saputro .
Selain menjadi bentuk pelestarian budaya, pagelaran ini juga diharapkan mampu memperkuat jalinan sosial antarwarga serta menumbuhkan rasa cinta terhadap warisan budaya lokal di tengah arus modernisasi.